Jumat, 22 Januari 2010

Hakikat Islam dan Hakikat Syirik (4)

dari : Kitab Al Haqaaiq fit Tauhid
oleh : Syaikh Ali Ibnu Khudlair Al Khudlair
alih bahasa : Abu Sulaiman


Ijma-Ijma Ulama Tentang Hakikat Islam

Yang telah disebutkan sebelumnya adalah dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah, maka sekarang adalah ijma-ijma dari para ulama tentang Hakikat Islam…

Ibnu Hazm rahimahullah dalam Al Fashl jilid 4 hal 35 mengatakan: “Semua orang Islam sepakat bahwa setiap orang yang meyakini dengan hatinya dengan keyakinan yang tidak ada keraguan di dalamnya, kemudian mengucapkan Laa ilaaha illallaah Muhammad Rasulullah, dan dia meyakini bahwa semua yang dibawa Muhammad itu adalah haq (benar) dan dia berlepas diri dari setiap dien selain dien Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang itu muslim mukmin tidak ada nama lain”

Syaratnya menyakini dengan hati dengan keyakinan yang penuh, sedang hal itu tidak terjadi kecuali atas dasar ilmu, tidak ada keraguan di dalamnya lalu mengucapkan (ikrar) dan meyakini bahwa semua yang dibawa Muhammad itu benar, ─dan tentunya ini akan membuahkan amal─ dan dia berlepas diri dari setiap dien (ajaran, hukum, undang-undang, idiologi, falsafah, sistem, agama), maka dia muslim mukmin.

Jika orang meyakini di dalam hatinya, lalu mengucapkan dengan lisannya dan meyakini bahwa yang dibawa Muhammad itu benar, akan tetapi dia tidak berlepas diri dari pada dien (system) demokrasi, falsafah Pancasila, undang-undang atau hukum-hukum selain apa yang Allah turunkan, Nasionalisme atau ajaran lainnya, maka dia bukam muslim meskipun dia mengaku sebagai seorang muslim dan dia melakukan shalat, zakat, haji dan ibadah lainnya. Meskipun dia mengaku muslim dan melakukan amal-amalan shalih, akan tetapi bila dia tidak berlepas diri dari dien atau ajaran syirik maka semua amalannya itu tidak bermanfaat bagi dirinya.

Dien itu bukan hanya diterjemahkan sebagai agama saja. Seperti orang kafir quraisy… mereka juga memiliki dien, tapi namanya bukan dien quraisy, mereka tidak menyebutkan “kami menganut dien Quraisy”, akan tetapi mereka punya ajaran seperti yang berlaku seperti yang ada pada adat-adat di kampung-kampung yang ada di Indonesia ini. Ajaran yang seperti itu dinamakan dien, makanya Rasulullah diperintahkan untuk mengucapkan “lakum dienukum waliya dien” kepada mereka. Jadi, kita harus berlepas diri dari setiap ajaran selain dien Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikh Sulaiman ibnu Abdillah ibnu Muhammad ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam kitab At Taisir: “Mengucapkan dua kalimah syahadat tanpa mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan konsekuensinya, yaitu berupa iltizam (komitmen) dengan tauhid, meninggalkan segala syirik akbar dan kafir terhadap thaghut, maka sesungguhnya pengucapan itu tidak bermanfaat berdasarkan ijma”

Syaikh Abdullah Aba Buthain mengatakan: “Sungguh telah banyak sekali dalil-dalil dari Al Kitab, As Sunnah, dan ijma umat ini yang mensyaratkan ikhlas untuk segala amalan dan ucapan”

Syaikh Abdurrahman ibnu Hasan ibnu Muhammad ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam Ad Durar As Saniyyah : 11/545-546: “Ulama telah ijma dari kalangan salaf, khalaf, semenjak zaman shahabat, tabi’in, para imam, dan seluruh Ahlus Sunnah, bahwa seseorang tidak disebut muslim kecuali dengan mengosongkan diri daripada syirik akbar dan berlepas diri darinya…..”

Islam itu adalah berserah diri kepada Allah, memurnikan ketundukan hanya kepada Allah, menujukan seluruh ibadah hanya kepada Allah dengan ittiba (mengikuti) kepada tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar